Lihat foto diatas, gimana ceritanya jalur kanan bisa diokupasi gitu. Jadi kalo dibilang motor adalah raja jalanan mohon dikoreksi. Motor itu rampok jalanan. Raja itu di hormati, kalo rampok? *isi ndiri ya*
Motor telah menjadi kendaraan alternatif buat orang yang ingin sampai ke tempat tujuan tanpa bermacet macet an. Jelas aja, bentuk bodi yang kecil sehingga bisa selip kanan dan kiri di antara mobil mobil yang terjebak macet, paling kena spion mobil atau menggores bodi mobil dikit lah. Ha ha ha ha. Tapi itu semua seolah tak peduli. Asal sampai tujuan dan selamat.
Apa saja dihalal kan oleh pemotor. Jalur bus way, trotoar, melawan arus, melanggar U turn dimana ada larangan berputar. Banyak banget daftar dosa nya. Seolah semua menjadi pembenaran. Pembenaran ya itu tadi cepat sampai tujuan.
Jika terjadi kecelakaan diantara pemotor, pasti pada kalem, ngga pernah marah marah karena merasa senasib sepenanggungan. Lain halnya jika terjadi kecelakaan antara mobil dan motor. Pastilah mobil jadi korban umpatan pemotor lain. Pemotor seakan menemukan keluarga di jalan jika ada masalah dengan pengendara mobil. Mau bukti? Coba aja ndiri ngga ngalah sama pemotor, paling mobil anda baret atau kena gebrak.
Pemotor ngga akan pernah mau ngalah sama kendaraan lain. Itu hukum yang terjadi saat ini. Sadar atau tidak mereka sudah menjadi semacam ancaman di jalan raya jika pengendara lain tidak mau mengalah. Bahkan jika pengendara mobil udah kasih sign kiri mau belok, tetep aja pemotor dari sebelah kiri memaksa maju memotong kendaraan yang akan belok.
Banyak pemotor yang mahir mengendarai motor dengan kecepatan tinggi dalam kondisi lalu lintas yang padat. Selip kanan selip kiri, zig zag. Suara knalpot meraung raung seolah menunjukkan eksistensi nya. Paling ngga ngasih tahu pengendara lain dengan kebisingan knalpot nya tanpa harus membunyikan klakson. Hadddeuhhhh
Rambu-rambu dianggap sebagai pajangan. Coba aja iseng, Tanya, arti dari sebuah rambu. Pasti gak semua paham.
Aturan tak tertulis pun mengatakan jika masuk jalur utama, mestinya kendaraan yang akan masuk melihat sebelah kanan, jalurnya aman apa engga. Kebiasaan nih motor pasti nyelonong aja masuk, sehingga kendaraan yang di jalur utama jadi kagok dan mengerem mendadak. Mereka ngga mikir akibat rem mendadak. Bisa jadi dibelakang kendaraan yang rem mendadak tidak siap sehingga jadi tabrakan.
Dulu Polda Metro Jaya sempat deh kampanye motor harus jalan di lajur kiri di Gatsu. Sekarang apa kabar yak? Kayaknya udah kelupaan lagi. Kalo di terapin berapa tuh yang ketilang?
Taat aturan hanya bisa terjadi jika polisi represif, mungkin ini yang dibutuhkan setidaknya hingga 10 tahun ke depan demi tercipta lalu lintas yang tertib. #tsaahhh
#penulis juga pengendara motor yang masih belajar taat aturan lalu lintas
#ciputat, 4 Nov 2014